Kamis, 01 Maret 2012

AKHLAK RASULULLAH

Oleh: WISNU GONZA
Dalam kitab Muhammad Al-Matsalul Kamil karya Ahmad Jad Maula Bey dikemukakan ada sembilan macam akhlak Rasulullah yang perlu diteladani oleh ummatnya.
1. Mengharap Ridha Allah
Segala amal dan tindakan Nabi itu murni mencari dan mengharapkan ridha Allah semata-mata. Beliau hanya takut dan tunduk kepada Allah. Dalam menyampaikan ajaran-Nya dan menegakan kebenaran beliau tidak takut dibenci orang, bahkan beliau rela menghadapi resiko. Oleh karenake teguhan itu maka beliau jauh dari kebiasaan menjilat kekanan, kekiri, menyanjung ke atas maupun ke bawah serta tidak pula mau disanjung.
2. Berkata Benar dan Menjauhi Kepalsuan
Di samping menjaga perkataan yang benar dan ucapan-ucapan yang palsu, beliau tidak segan-segan mengemukakan kebenaran walau dirasakan pahit akibatnya. Nabi tidak suka bahkan tidak mau menyembunyikan sesuatu yang perlu dijelaskan dan ditegaskan, apalagi membungkus hal-hal yang buruk. Rasulullah menjaga komitmen pada firman Allah:
“Janganlah menyembunyikan kesaksian (keterangan, kenyataan). Barangsiapa yang menyembunyikan kesaksiannya. Sesungguhnya hatinya dibalut dengan dosa.” (QS. Al-Baqarah: 283)
Bertindak Lurus dan Benci pada Kebohongan

Rasulullah SAW adalah merupakan pribadi yang lurus dan jujur. Sifat lurus itu menjadi salah satu akhlak beliau yang menonjol semenjak masih kanak-kanak. Karena kejujuran dan kelurusannya inilah maka ia dihormati dan disegani tidak hanya oleh kawan melainkan juga oleh lawannya. Beliau amat membenci orang-orang yang berbohong dan memiliki sifat hypokrit (munafik). Apa yang beliau perbuat tersebut adalah dalam rangka mengamalkan firman Allah:
“Bertaqwalah kepada Allah dan ucapkanlah selalu perkataan yang betul. Tuhan nanti akan memperbaiki amal-amal kamu dan mengampuni dosa-dosamu.” (QS. Al-Ahzab” 70-71)
Membela dan Memperjuangkan Agama
Akhlak Rasulullah SAW senantiasa membela dan memperjuangkan agama. Dan beliau merasa bangga kepada para sahabat-sahabat dan generasi penerusnya yang mempunyai kepedulian untuk membela agama guna mewarisi perjuangannya. Beliau senantiasa mengibur para sahabat yang diambang keputusasaan dalam berjuang dengan janji Allah pada kehidupan akhirat. Seperti:
“Jangan engkau kira bahwa orang yang mati karena membela agama Allah itu mati melainkan mereka hidup di sisi Allah dengan rahmat dan kasih sayang-Nya akan tetapi banyak orang yang tidak menyadari.” (QS. Al-Baqarah: 154)
6. Menegakkan Usaha yang Halal
Makanan adalah merupakan sumber energi manusia. Manakala yang dikonsumsi adalah makan yang halal dan thoyyibah, maka akan melahirkan manusia-manusia yang berjiwa lurus dan bersih. Apabila sebaliknya maka juga akan melahirkan manusia-manusia yang memiliki sifat-sifat yang tidak terpuji. Karena itulah beliau mencontohkan kehidupan yang halal. Beliau bertahan hidup menderita daripada memakan makanan yang diperoleh dengan cara yang curang. Akhlak ini didasarkan pada firman Allah:
“Makanlah rezeki yang Kami berikan kepadamu yang baik, dan besyukurlah kepada Allah, jika memang hanya Dia saja yang kamu sembah.” (QS. Al-Baqarah: 172)
7. Mensyukuri Nikmat Allah
Apa saja yang dianugerahkan oleh Allah apapun bentuknya, seberapapun jumlahnya itulah yang terbaik bagi kita. Ridha atas pemberian Allah dan memanfaatkannya untuk kebaikan itulah hakekatnya syukur. Apabila pola hidup yang dicontohkan oleh Rasulullah ini benar-benar dipedomani Insya Allah akan lahirlah manusia-manusia yang bersahaja. Jadilah orang yang selalu bersyukur karena Allahakan memberi lebih banyak dikemudian hari. Sebaliknya jangan ingkari nikmat Allah karena siksaan Allah itu amat dahsyat.
8. Lapang Dada
Firman Allah dalam surat Al-Hasyr di ayat 9 dijelaskan:
“Mereka mengutamakan kawannya lebih dari mereka sendiri meskipun mereka dalam kesulitan.”
Perintah Allah tersebut benar-benar diamalkan oleh Nabi SAW. Beliau tidak iri hati tatkala melihat orang lain mendapat lebih, dan beliau begitu peduli tatkala melihat orang lain bersedih. Sikap lapang dada itu membentuk semangat optimis, menghilangkan sifat lemah, murung, kecil hati dan sifat-sifat buruk lainnya. Manusia yang lapang dadanya akansenantiasa memberikan kemudahan terhadap orang lain serta memberi rasa senang atas prestasi kerja orang lain walau sekecil apapun.
9. Sabar terhadap Musibah dan Ridha Menerima Takdir
Hidup manusia di dunia ini akan senantiasa diliputi oleh senang dan susah, sehat dan sakit yang datang silih berganti dan itu merupakan dinamika kehidupan yang tidak dapat dihindari. Nabi SAW yang merupakan figur yang amat mencintai dan Allah-pun mencintainya ternyata hidupnya penuh dengan ujian semenjak masih kanak-kanak. Namun semua itu diterimanya dengan tabah dan kesabaran yang sempurna. Berkat kesabaran itulah beliau menerima bintang penghargaan Allah dengan gelar Ulul Azmi. Ciri orang sabar itu antara lain adalah apabila mereka tertimpa musibah dia berkata:
“Sesungguhnya semua itu datang dari Allah dan kepada Allah-lah akan berpulang kembali.” (QS. Al-Baqarah: 155)
Demikianlah sembilan Akhlaqul Karimah yang dicontohkan Rasulullah SAW, apabila segenap kaum muslimin yang mengaku sebagai pengikut Muhammad mau mengambilnya Insya Allah akan muncul tatanan hidup dan kehidupan yang adil dan makmur dalam ridha Allah SWT.
Kesimpulan
1. Banyaknya orang yang mengaku cinta kepada Nabi Muhammad SAW tapi mereka tidak meneladani akhlaknya
2. Ummat Islam masih banyak yang mencintai Nabi hanya dalam bentuk sanjungan dan pujian terhadap beliau, akan tetapi tidak beramal sesuai dengan apa yang diamalkan oleh Nabi SAW
3. Ummat Islam banyak yang terbius oleh pemikiran filsafat para ilmuwan yang sekuler dibandingkan pemikiran yang ditawarkan oleh Nabi SAW dan pemikiran-pemikiran Islam pewaris Nabi
4. Ummat Islam belum mampu keluar untuk membebaskan diri dari jeratan tradisi adat kebiasaan sehingga adat kebiasaan lebih dahulu diperjuangkan daripada syari’at agama.
Akhirnya penulis menghimbau dan mengajak kepada segenap pembaca, marilah dalam suasana peringatan Maulid Nabi SAW 1432 H ini kita tidak hanya menonjolkan acara-acara yang bersifat seremonial saja. Melainkan mari kita bangkitkan semangat untuk menegakkan dan menghidupkan Sunnah Nabi SAW sebab yang ini lebih besar pahalanya. Nabi SAW menjelaskan:
“Orang yang menegakkan sunnahku pada masa kerusakan ummatku, maka ia akan mendapatkan pahala seratus kali lipat orang yang mati sahid.” (HR. Thabrani)

0 komentar:

Posting Komentar