Oleh: WISNU GONZA
Dalam kitab Muhammad Al-Matsalul Kamil karya Ahmad Jad Maula Bey
dikemukakan ada sembilan macam akhlak Rasulullah yang perlu diteladani
oleh ummatnya.
1. Mengharap Ridha Allah
Segala
amal dan tindakan Nabi itu murni mencari dan mengharapkan ridha Allah
semata-mata. Beliau hanya takut dan tunduk kepada Allah. Dalam
menyampaikan ajaran-Nya dan menegakan kebenaran beliau tidak takut
dibenci orang, bahkan beliau rela menghadapi resiko. Oleh karenake
teguhan itu maka beliau jauh dari kebiasaan menjilat kekanan, kekiri,
menyanjung ke atas maupun ke bawah serta tidak pula mau disanjung.
2. Berkata Benar dan Menjauhi Kepalsuan
Di
samping menjaga perkataan yang benar dan ucapan-ucapan yang palsu,
beliau tidak segan-segan mengemukakan kebenaran walau dirasakan pahit
akibatnya. Nabi tidak suka bahkan tidak mau menyembunyikan sesuatu yang
perlu dijelaskan dan ditegaskan, apalagi membungkus hal-hal yang buruk.
Rasulullah menjaga komitmen pada firman Allah:
“Janganlah
menyembunyikan kesaksian (keterangan, kenyataan). Barangsiapa yang
menyembunyikan kesaksiannya. Sesungguhnya hatinya dibalut dengan dosa.”
(QS. Al-Baqarah: 283)
Bertindak Lurus dan Benci pada Kebohongan
Rasulullah
SAW adalah merupakan pribadi yang lurus dan jujur. Sifat lurus itu
menjadi salah satu akhlak beliau yang menonjol semenjak masih
kanak-kanak. Karena kejujuran dan kelurusannya inilah maka ia dihormati
dan disegani tidak hanya oleh kawan melainkan juga oleh lawannya.
Beliau amat membenci orang-orang yang berbohong dan memiliki sifat
hypokrit (munafik). Apa yang beliau perbuat tersebut adalah dalam
rangka mengamalkan firman Allah:
“Bertaqwalah
kepada Allah dan ucapkanlah selalu perkataan yang betul. Tuhan nanti
akan memperbaiki amal-amal kamu dan mengampuni dosa-dosamu.” (QS.
Al-Ahzab” 70-71)
Membela dan Memperjuangkan Agama
Akhlak
Rasulullah SAW senantiasa membela dan memperjuangkan agama. Dan beliau
merasa bangga kepada para sahabat-sahabat dan generasi penerusnya yang
mempunyai kepedulian untuk membela agama guna mewarisi perjuangannya.
Beliau senantiasa mengibur para sahabat yang diambang keputusasaan
dalam berjuang dengan janji Allah pada kehidupan akhirat. Seperti:
“Jangan
engkau kira bahwa orang yang mati karena membela agama Allah itu mati
melainkan mereka hidup di sisi Allah dengan rahmat dan kasih sayang-Nya
akan tetapi banyak orang yang tidak menyadari.” (QS. Al-Baqarah: 154)
6. Menegakkan Usaha yang Halal
Makanan
adalah merupakan sumber energi manusia. Manakala yang dikonsumsi adalah
makan yang halal dan thoyyibah, maka akan melahirkan manusia-manusia
yang berjiwa lurus dan bersih. Apabila sebaliknya maka juga akan
melahirkan manusia-manusia yang memiliki sifat-sifat yang tidak
terpuji. Karena itulah beliau mencontohkan kehidupan yang halal. Beliau
bertahan hidup menderita daripada memakan makanan yang diperoleh dengan
cara yang curang. Akhlak ini didasarkan pada firman Allah:
“Makanlah
rezeki yang Kami berikan kepadamu yang baik, dan besyukurlah kepada
Allah, jika memang hanya Dia saja yang kamu sembah.” (QS. Al-Baqarah:
172)
7. Mensyukuri Nikmat Allah
Apa
saja yang dianugerahkan oleh Allah apapun bentuknya, seberapapun
jumlahnya itulah yang terbaik bagi kita. Ridha atas pemberian Allah dan
memanfaatkannya untuk kebaikan itulah hakekatnya syukur. Apabila pola
hidup yang dicontohkan oleh Rasulullah ini benar-benar dipedomani Insya
Allah akan lahirlah manusia-manusia yang bersahaja. Jadilah orang yang
selalu bersyukur karena Allahakan memberi lebih banyak dikemudian hari.
Sebaliknya jangan ingkari nikmat Allah karena siksaan Allah itu amat
dahsyat.
8. Lapang Dada
Firman Allah dalam surat Al-Hasyr di ayat 9 dijelaskan:
“Mereka mengutamakan kawannya lebih dari mereka sendiri meskipun mereka dalam kesulitan.”
Perintah Allah tersebut benar-benar diamalkan oleh Nabi SAW. Beliau
tidak iri hati tatkala melihat orang lain mendapat lebih, dan beliau
begitu peduli tatkala melihat orang lain bersedih. Sikap lapang dada
itu membentuk semangat optimis, menghilangkan sifat lemah, murung,
kecil hati dan sifat-sifat buruk lainnya. Manusia yang lapang dadanya
akansenantiasa memberikan kemudahan terhadap orang lain serta memberi
rasa senang atas prestasi kerja orang lain walau sekecil apapun.
9. Sabar terhadap Musibah dan Ridha Menerima Takdir
Hidup
manusia di dunia ini akan senantiasa diliputi oleh senang dan susah,
sehat dan sakit yang datang silih berganti dan itu merupakan dinamika
kehidupan yang tidak dapat dihindari. Nabi SAW yang merupakan figur
yang amat mencintai dan Allah-pun mencintainya ternyata hidupnya penuh
dengan ujian semenjak masih kanak-kanak. Namun semua itu diterimanya
dengan tabah dan kesabaran yang sempurna. Berkat kesabaran itulah
beliau menerima bintang penghargaan Allah dengan gelar Ulul Azmi. Ciri
orang sabar itu antara lain adalah apabila mereka tertimpa musibah dia
berkata:
“Sesungguhnya semua itu datang dari Allah dan kepada Allah-lah akan berpulang kembali.” (QS. Al-Baqarah: 155)
Demikianlah sembilan Akhlaqul Karimah yang dicontohkan Rasulullah
SAW, apabila segenap kaum muslimin yang mengaku sebagai pengikut
Muhammad mau mengambilnya Insya Allah akan muncul tatanan hidup dan
kehidupan yang adil dan makmur dalam ridha Allah SWT.
Kesimpulan
1. Banyaknya orang yang mengaku cinta kepada Nabi Muhammad SAW tapi mereka tidak meneladani akhlaknya
2. Ummat Islam masih banyak yang mencintai Nabi hanya dalam
bentuk sanjungan dan pujian terhadap beliau, akan tetapi tidak beramal
sesuai dengan apa yang diamalkan oleh Nabi SAW
3. Ummat Islam banyak yang terbius oleh pemikiran filsafat para
ilmuwan yang sekuler dibandingkan pemikiran yang ditawarkan oleh Nabi
SAW dan pemikiran-pemikiran Islam pewaris Nabi
4. Ummat Islam belum mampu keluar untuk membebaskan diri dari
jeratan tradisi adat kebiasaan sehingga adat kebiasaan lebih dahulu
diperjuangkan daripada syari’at agama.
Akhirnya penulis menghimbau dan mengajak kepada segenap pembaca,
marilah dalam suasana peringatan Maulid Nabi SAW 1432 H ini kita tidak
hanya menonjolkan acara-acara yang bersifat seremonial saja. Melainkan
mari kita bangkitkan semangat untuk menegakkan dan menghidupkan Sunnah
Nabi SAW sebab yang ini lebih besar pahalanya. Nabi SAW menjelaskan:
“Orang
yang menegakkan sunnahku pada masa kerusakan ummatku, maka ia akan
mendapatkan pahala seratus kali lipat orang yang mati sahid.” (HR.
Thabrani)
Kamis, 01 Maret 2012
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar